Kamis, 25 Februari 2010

nyanyian sudut hati

kuteriakkan ke udara
tentang gumpalan asa yang tak terbaca
tapi dia menguap bersama deru yang menyelinap
sedangkan kudisini tertatih
mencoba memecah sisa bias derita

peluk aku Tuhan...
peluk yang erat.
biar semua luruh jadi debu
sebab bias yang merekah
di urai dalam sepi
sama seperti ketika engkau datang
menjemput bidadariku

peluk yang erat Tuhan...
jangan tinggalakan aku
karena yang kumilikki sekarang hanyalah Engkau
jangan tinggalkan aku

peluk yang sangat erat
bukankah semuanya telah Kau ambil?
maka aku yakin bahwa kau hanya ingin aku denganMu
maka bantu aku menyelesaikannya
bantu aku menghapus jejak-jejak luka
bantu aku merentas angan hingga tak tersisa
bantu aku belajar mencintaiMu..

sebab cinta untuk yang lain itu...
telah habis terkikis....

Selasa, 23 Februari 2010

putih..

langit ini mendung,kenapa dia ikut bersamaku. aku tidak mengajakmu untuk ikut bersamaku.biarkan aku sendiri. karena itu yang dimau. sejarah biar menorehkan cerita dengan tinta darah tentang arti sebuah pertahanan. biar waktu yang merangkai sendiri filosofi cinta yang di urai dalam diam.
sepi ternyata adalah teman sejati yang tak pernah pergi,menyatu bersama denyut nadi yang berdetak lelah. karena sepi tak pernah pergi,maka ku bagi dengannya tentang makna sebuah luka yang terus menerus di garami. maka ku pilih sepi karena dia tak pernah mengeluh,mengapa aku seperti ini,tidak pernah protes dan tidak terbersit untuk meninggalkan.
ku coba urai sedikit demi sedikit apa yang Kau mau dariku,walau saat ini tak ada lagi asa untuk itu,tak kutemukan! aku malah tersesat dalam labirin yang kubangun sendiri. kucoba menangkap semua dengan pandangan yang tidak pragmatis biasnya hanya mampu menembus kulit ari dari hati.
aku bahkan tidak tau sekarang apa yang Kau ingin dan juga yang kau ingin..
karena yang ku ingin telah kau ambil, semua tak tersisa. mungkin itu yang kau ingin.
sepertiga nyawaku telah akau ambil,aku hanya punya Engkau sekarang. maka jangan tingglkan aku. sapa aku setiap saat,beri aku cinta yang tak sempat ku gapai. masih banyak yang harus dikerjakan,bias bias asa berserakan menganga menanti uluran tanganku,maka ulurkan tanganMu untuk membantu menyelesaikan ini.
peluh,air mata bahkan darah telah aku nisbahkan bersamamu,maka bantu aku agar semuanya tidak sia-sia,sebab sekarang yang kupunya hanya Engkau.
jika malam telah datang,mentari sudah tidak tampak,maka aku akan pulang.
besok aku kembali,merangkai asa yang tidak terungkap.

dia pergi....

Dia telah pergi
abadi..
sedangkan ku disini merangkai luka
tinggalkan kenangan berserakan
bagai puzzle tak bermakna

dia telah pergi
aku tidak akan menangis lagi
bukan karena aku tidak mencintainya
tapi semuanya habis
pergi bersamanya

jika indah tak pantas jadi teman abadi
duka tak mengapa
karena langit pagi sekarang tidak merekah lagi
pecah bersama semua yang kau ambil

dia telah pergi
aku tak akan menangis
bias hati tak mampu mebaca apa yang Kau ingin
untuk itu aku menunggu

dia pergi
sekarang bersamaMu
maka jangan sia-siakan dia
jaga dia seperti aku menjaganya
cintai dia seperti aku mencintainya
lindungi dia seperti aku melindunginya
berikan senyuman terbaikMu

jika Kau tidak bisa...
kembalikan padaku..

Senin, 22 Februari 2010

rembulan murung di langit Malang

tak usah kau tanya seperti apa warna duka
karna dia adalah sahabat
yang datang dalam tiap denyut nadi

tak usah blang padaku bahwa kau berduka
karena dia bagai aliran darah dalam setiap jantung ini mengerjap

langit dengan lembayung,hanya untaian semu
sama seperti ketika bias pelangi setelah rinai hujan

terengah dalam labirin yang sengaja Kau cipta untuku
aku terlena dalam luka
sungguh..
luka itu telah kunikmati
seperti sarapan pagi di pagi hari
karena dia datang seperti semilir
menghanyutkan
tapi menikam

rembulan mati di langit Malang

ada yang hilang saat kau pergi
tawaku,candaku..
tangisku,sedihku
saat semua hilang dalam sekejap
tinggalkan lara yang merayap

apa yang Kau ambil setelah ini?
sisa-sisa cintaku?
agar semua hilang,lalu Kau biarkan aku seperti karang yang layu'


apa yang akan kubagi denganMu setelah ini?
bulir-bulir air mata bercampur darah?
aku lelah dengan semuanya,ambil semua jika Kau mau.
karena memang Kau tahu itu bukan milikku.

aku akan berdiri di sini seperti apa yang Kau susun,
mungkin seperti karang
mungkin juga seperti ilalang

jika air mata ini kering dan habis
mungkin Engkau bru tau bahwa semuanya juga telah habis

tidak apa-apa...
aku sudah terbiasa
luka yg menganga yg telah lama di semai
sekarang aku lupa rasanya seperti apa

bawa saja semuanya,aku baik-baik saja
mungkin seperti Kau suruh tinggalkan Hajar
dalam padang tak berpilar.

bawa saja semuanya,ambil semua yang Kau pinjam
karena mungkin menurutMu
aku bukan peminjam yang baik

jika malam telah tiba,
lalu senyap adalah teman sejati,
ilalang mulai luruh
karang juga terurai layu
maka aku akan tetap di sini
mencari apa saja yg bisa Kau ambil
apabila kau tiba-tiba datang
karena aku tak ingin Engkau pulang dengan tangan hampa dan tak tersenyum

biar sepi menikam
biar malam jadi bara sekam
karena sudah Kau buat jadi itu

mati...walau masih tersimpan denyut

tiada berarti?
lalu sekarang Kau juga ingin pergi tinggalkanku....

jangan Kau jawab...
lakukan saja...